Minggu, 23 Januari 2011

2012, Matahari Kedua Muncul?


Jakarta - Beberapa situs berita online, termasuk Huffington Post, melaporkan bintang Betelgeuse mengalami ledakan supernova tahun depan. Hal itu bertepatan spekulasi kiamat 2012.

Bintang ini akan bersinar terang di langit dan menjadi matahari kedua. Meski begitu, beberapa ilmuwan berpendapat hal itu hanyalah omong kosong.

“Betelgeuse kehilangan massa dan segera menjadi supernova. Namun, ‘segera’ dalam skala waktu astronomi artinya satu juta tahun dari sekarang,” kata astronom University of Illinois Jim Kaler.

Tak ada yang cukup mengetahui Betelgeuse. Bintang ini 10-20 kali lebih besar dari matahari dan akan meledak. Jika tak meledak, lanjut Kaler, bintang ini akan membentuk bahu kanan rasi Orion dan takkan menjadi matahari kedua di langit Bumir.

“Supernova akan seperti bulan sabit cerah dan terlihat jelas pada siang hari. Akan muncul bayang-bayang, mungkin membuat orang-orang takut tapi takkan seterang matahari,” kata Kaler yang fokus pada studi bintang mati sejak 1950-an itu. Ia merasa tak ada alasan untuk takut pada ledakan bintang.

Ketika bintang menjadi supernova, ledakan sejumlah besar materi serta radiasinya menyebar di luar angkasa. Jika peristiwa semacam ini terjadi dalam 30 tahun cahaya dari Bumi, secara signifikan ledakan ini akan merusak lapisan ozon Bumi dan menyebabkan kepunahan massal.

Satu tahun cahaya merupakan jarak perjalanan cahaya dalam satu tahun, sekitar 10 triliun kilometer. Beberapa supernova menghasilkan ledakan sinar gamma yang kuat dan radiasinya berbahaya.

Betelgeuse berada 600 tahun cahaya dan terlalu jauh untuk mengancam bumi. Ledakan Betelgeuse sendiri digambarkan ilmuwan sebagai Core-Collapse Type II Supernova. Kaler memastikan bintang ini tak menghasilkan ledakan sinar gamma.

Jadi apa yang akan terjadi jika Betelgeuse meledak? “Ledakah itu akan membuat berantakan rasi bintang Orion,” tandas Kaler. [vin]

“Sesungguhnya prasangka Allah tergantung prasangka makhlukNya.”

Akan sangat mengerikan apabila orang-orang yang tadinya berprasangka baik terhadap kejadian ini malah berubah menjadi prasangka buruk karena isu negatif yang tidak bertanggungjawab. Sebaliknya apabila kita berprasangka baik dan menyikapi kejadian ini sebagai salah satu pertanda kekuasaan Allah, maka Allah akan menambah keberkahan hidup kita. Karena sebetulnya fenomena ini adalah sebuah pesan dari Allah agar manusia selalu mengingat berbagai ciptaan dari Allah Yang Maha Sempurna.


Bahasa Indonesia Penuhi Syarat Jadi Bahasa Dunia

JAKARTA - Mimpi bangsa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia, masih terbuka luas. Bahasa Indonesia memiliki syarat untuk menjadi bahasa dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh Ahli Sastra dan Sosial Budaya Universitas Indonesia, Maman Soetarman Mahayana, beberapa waktu lalu.

“Sebetulnya berdasarkan syarat sudah memenuhi untuk dijadikan bahasa dunia,” ujar Maman.


Maman mengatakan, syarat yang sudah terpenuhi antara lain jumlah penutur bahasa Indonesia lebih besar dibanding penutur bahasa Inggris. Selain itu, luas penyebaran bahasa Indonesia sudah merambah ke berbagai negara di dunia dan banyak dipelajari oleh warga negara lain. Saat ini saja sudah banyak perguruan tinggi di kota-kota besar di banyak negara yang mengajarkan bahasa Indonesia.

Hal senada diungkapkan Mariyanto, pendiri komunitas Ikatan Pecinta Bahasa Indonesia ini mengaku, potensi bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia sangat memungkinkan. Hal ini dapat dilihat dari mudahnya menggunakan bahasa Indonesia.

Menurutnya, dalam bahasa Indonesia tidak mengenal tenses atau pembagian yang terdiri dari saat ini, yang akan datang atau waktu lampau, seperti yang ada pada bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Mariyanto menegaskan, selain harus optimistis bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa dunia, yang perlu menjadi perhatian adalah kemauan dari masyarakat Indonesia sendiri untuk menggolkan impian tersebut.

“Harus dari masyarakat Indonesianya sendiri, kalau masyarakatnya lebih bangga dengan bahasa asing, bagaimana mungkin bahasa Indonesia bisa mendunia,” ungkap Mariyanto dalam wawancara terpisah, belum lama ini.

Selain itu, menurut Maman, hal sulit yang dihadapi jika ingin bahasa Indonesia mendunia adalah perlunya dukungan politik dari pemerintah Indonesia. Pasalnya, kemauan untuk mengganti bahasa dunia ada pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang notabene, lanjut dia, dikuasai oleh Amerika Serikat.

“Peluang itu ada saja, tinggal kemauan PBB. Cuma masalahnya PBB dikuasai Amerika Serikat, itu yang mungkin agak sulit. Kemudian tinggal kemauan ahli bahasa dan menteri luar negeri harus mampu meloby, karena ini juga persoalan politik,” ungkapnya.

Sebetulnya, menurut Maman, bahasa Indonesia sudah diterima di kawasan ASEAN, walaupun belum secara resmi. Namun, lanjut dia, bahasa Indonesia sudah banyak digunakan seperti di negara Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan negara lainya. Hanya persoalan dialek yang berbeda-beda di tiap negara.

Bukti negara lain juga mempelajari bahasa Indonesia juga terjadi di Korea Selatan. Maman mencontohkan, di KBRI Seoul Korea Selatan tiap tahunnya diselenggarakan lomba pidato menggunakan bahasa Indonesia yang pesertanya khusus warga Korea Selatan.

Dia melihat, antusiasme yang tinggi dari warga Korea dalam mengikuti pidato bahasa Indonesia ini merupakan bentuk pemerintah melalui KBRI ingin menyebarkan pengaruh budaya dan bahasa Indonesia kepada negara lain, sekaligus menjadi bukti bahwa negara lain pun turut menyukai bahasa Indonesia.


Sabtu, 22 Januari 2011

MASUK SEKOLAH LEBIH SIANG 30 MENIT, SISWA LEBIH KONSENTRASI!!!


Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat (AS) ini memberikan gambaran, betapa anak-anak sekolah membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup guna menyerap pelajaran dengan lebih baik. Penelitian dilakukan dengan memundurkan jam masuk sekolah 30 menit lebih telat dari jadwal sekolah pada umumnya.

Penelitian kecil itu dilakukan di sebuah sekolah di Rhode Island. Pihak sekolah memundurkan jam masuk 30 menit lebih telat dari jadwal sekolah pada umumnya.

Namun, penelitian dirancang untuk melihat perubahan kebiasaan tidur serta perilaku, tidak bertujuan untuk memonitor kinerja akademis para siswa. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine pada Juli ini mengindikasikan, memundurkan jam sekolah memberikan manfaat besar bagi para siswa.


"Hasilnya menakjubkan. Kami sama sekali tak menyangka," kata Patricia Moss, dekan akademis St. George's School di Middletown Rhode Island.

Banyak Tantangan

Menerapkan jam masuk sekolah lebih siang 30 menit dari jam sekolah pada umumnya membuat para siswa lebih konsentrasi terhadap pelajaran di kelas. Suasana hati siswa pun cenderung baik, selain juga dapat mengurangi kasus keterlambatan dan membuat para murid menyempatkan diri untuk sarapan sehat.

Para peneliti mengatakan, banyak alasan yang membuat pemunduran 30 menit itu dapat membuat perbedaan besar. Dikatakan para peneliti itu, remaja cenderung tengah berada dalam kondisi tidur lelap ketika mereka harus bangun untuk pergi sekolah di pagi hari. Kekurangan tidur ini dapat membuat mereka linglung, terutama yang sulit tidur sebelum pukul 11.00 malam.

Dr Judith Owens, peneliti sekaligus dokter anak di Hasbro Children's Hospital di Providence mengatakan, temuan ini adalah sesuatu yang ilmiah dan menguatkan bukti, bahwa mengubah jam masuk sekolah memberikan manfaat bagi anak remaja.

Owens bilang, adalah sebuah fakta, bahwa studi eksklusif yang hanya dilakukan di St. George's School, Middletown, ini tidak melemahkan hasil penelitian. Namun dia mengakui, akan ada banyak tantangan bagi sekolah-sekolah umum untuk menerapkan usulan ini, seperti padatnya jadwal angkutan dan kesibukan orang tua.

Kendati begitu, beberapa sekolah di Minneapolis dan West Des Moines telah menerapkan usulan ini. Dalam risetnya, para peneliti melakukan survei terhadap kebiasaan tidur pada 201 siswa SMA selama 9 minggu.

Hasil survei tersebut ternyata mengesankan. Sekolah-sekolah pun lantas membuat perubahan permanen terhadap jam masuk sekolah. Jam masuk yang biasanya pukul 08.00, dibuat mundur menjadi 08.30.

Kemudian, setiap jam pelajaran dipotong 5 hingga 10 menit. Ini dilakukan agar jam pulang sekolah tetap pada jam normal dan mencegah jam pulang lebih siang sehingga akan mengganggu aktivitas anak di luar sekolah.

Hasilnya, terdapat peningkatan laporan pada siswa yang tidur sedikitnya selama delapan jam dari 16 persen menjadi hampir 55 persen. Laporan siswa yang mengantuk di siang hari pun turun dari 49 persen menjadi 20 persen.

Laporan siswa yang kesiangan juga dilaporkan menurun hingga setengah. Para siswa juga mengaku tak lagi merasa terlalu tertekan atau kesal. Plus, kunjungan pada bagian kesehatan yang kini menurun drastis. Sementara permintaan sarapan pagi yang disiapkan bagi siswa meningkat dua kali lipat.

Moss mengatakan, siswa yang menyempatkan sarapan sehat dapat membantu konsentrasinya saat pelajaran. Penelitian mengatakan, jika sekolah masuk siang murid akan mudah konstresi.

Tidak Cocok

Sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat keputusan memajukan jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB, banyak pelajar harus bangun lebih pagi sehingga waktu tidur mereka berkurang. Dan memang, sampai saat ini belum ada studi khusus tentang dampak dimajukannya jam masuk sekolah di Jakarta.

"Tidak usah dilakukan penelitian juga memang akan begitu”, ujar pakar pendidikan Dr Anita Lie kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (8/7/2010), menanggapi hasil penelitian tersebut.

Anita mengatakan, hal tersebut dikarenakan stamina siswa telah meningkat sehingga mereka menjadi lebih konsentrasi. Di luar negeri, sekolah siang diterapkan karena mereka hanya bersekolah saat musim gugur dan semi, sedangkan pada musim panas siswa diliburkan selama dua bulan.

Menurutnya, di Indonesia pengaturan waktu seperti itu tidak cocok. Indonesia merupakan negara tropis, sehingga kelembaban udaranya tinggi dan membuat tubuh mudah letih.

“Di Indonesia masuk siang tidak cocok, sekolah cukup satu shift saja, sedangkan untuk siang hari seharusnya kegiatan ekstrakulikuler,” ujar dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Widya Mandala Surabaya ini.

Dia melanjutkan, sekolah full day pun tidak cocok diterapkan di Indonesia. Hal itu karena sekolah di Indonesia rata-rata sudah menggunakan AC, sehingga akan berdampak pada pemanasan global yang semakin parah. Apalagi, kata dia, sekarang sekolah tidak punya pilihan lain selain menggunakan AC.

"Contoh saja Singapura, yang merupakan negara maju, sekolah tidak menggunakan AC," ujar peraih gelar Doktor Bidang Kurikulum dan Pengajaran dari Baylor University, Texas, AS, ini


Jumat, 14 Januari 2011

Pemanggilan dan Pengembalian Atlit Pelatnas PB. PBSI 44 Bertahan, 23 Keluar








Sebanyak 44 atlit bulutangkis yang telah berada di pelatnas Cipayung dipanggil kembali untuk masuk Pelatnas PB PBSI terhitung sejak tanggal 07 Januari 2011. Sementara sebanyak 23 atlit bulutangkis terdegradasi dan dikembalikan ke masing-masing Pengprov PBSI yang menaungi atlit-atlit bersangkutan.



Bulutangkis.com - Sebanyak 44 atlit bulutangkis yang telah berada di pelatnas Cipayung dipanggil kembali untuk masuk Pelatnas PB PBSI terhitung sejak tanggal 07 Januari 2011. Sementara sebanyak 23 atlit bulutangkis terdegradasi dan dikembalikan ke masing-masing Pengprov PBSI yang menaungi atlit-atlit bersangkutan.

Maria Kristin Yulianti, peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, salah seorang atlit yang dikembalikan ke klubnya PB Djarum. Prestasi Maria jatuh merosot usai Olimpiade Beijing 2008 setelah cedera yang menggeluti perjalanan karirnya selama dua tahun terakhir.

Dari pebulutangkis tunggal putri nomor satu di pelatnas kini Maria berada di peringkat 86 dunia, berada jauh di bawah Adriyanti Firdasari yang berada di peringkat 40, Fransiska Ratnasari di peringkat 36 dan juga juniornya di PB Djarum, Maria Febe Kusumastuti di peringkat 31.

‘’Atlit-atlit yang dikembalikan akan kita terima dengan tangan terbuka asal mereka juga punya komitmen untuk menjadi juara,’’ jelas Yoppy Rosimin, Ketua PB Djarum, pada acara peberian bonus kepada atlit-atlit PB Djarum yang berprestasi selama tahun 2010, di Jakarta kemarin siang (Rabu, 12/01/11).

‘’Maria akan difokuskan pada proses pemulihan cederanya. Di Kudus kita mempunyai sarana fisiotherapi sendiri,’’ ungkap Yoppy. Lebih jauh Yoppy menjelaskan bahwa Maria akan difokuskan bertanding di arena sikuit nasional. Selain Maria Kristin atlit-atlit PB. Djarum yang dikembalikan dari pelatnas adalah Pandu Dewantoro, Wifqi Windarto, Fernando Kurniawan, Nugroho Andi Saputro, Rizki Yanu Krisnayandi, Albert Saputra, Annisa Wahyuni dan Hendra Mulyono.

‘’Sirnas tahun 2011 akan menjadi lebih panas atmosfeernya. Dipastikan atlit-atlit pelatnas yang keluar dari pelatnas akan meramaikan ajang sirnas, khususnya yang di pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Tegal dan Surabaya. Begitu juga di Indonesia Challange,’’ ungkap Yoppy. (*)

Nama-nama atlit yang dipanggil kembali masuk pelatnas PB PBSI
Tunggal putra :
1. Sony Dwi Kuncoro (Jaya Raya Suryanaga/Jatim)
2. Simon Santoso (Tangkas Alfamart/DKI)
3. Dionysius Hayom Rumbaka (Djarum/Jateng)

Tunggal putri :
1. Adriyanti Firdasari (Jaya Raya/DKI)
2. Mari Febe Kusumastuti K. (Djarum/Jateng)
3. Linda Weni Fanetri (BBJ/DKI)
4. Aprilia Yuswandari (SMG/Jatim)
5. Elizabeth P. (SGSE/ Jabar)

Ganda putra :
1. Bona Septano (Jaya Raya/DKI)
2. Mohammad Ahsan (Djarum/Jateng)
3. Afiat Yuris Wirawan (Djarum/Jateng)
4. Rendy Sugiarto (Djarum/Jateng)
5. Angga Pratama (Jaya Raya/DKI)
6. Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga/Jatim)
7. Muhammad Ulinnuha (Djarum/Jateng)
8. Andrei Adistia (Djarum/Jateng)
9. Rahmat Adianto (Djarum/Jateng)
10. Ricky Karanda S. (Mutiara/Jabar)
11. Agripina P. Putera (Jaya Raya/DKI)
12. Marcus Fernaldi G. (Tangkas Alfamart/DKI)
13. Berry Anggriawan (Djarum/Jateng)
14. Christopher Rusdianto (Jaya Raya Suryanaga/Jatim)

Ganda putri :
1. Greysia Polii (Jaya Raya/DKI)
2. Meiliana Jauhari (Djarum/Jateng)
3. Nitya Krishinda M (Jaya Raya/DKI)
4. Anneke Feinya A. (Jaya Raya/DKI)
5. Komala Dewi (Djarum/Jateng)
6. Suci Rizki Andini (Mutiara/Jabar)
7. Della Desitiara Harris (Jaya Raya/DKI)
8. Gebby Ristiyani (Ragunan/DKI)
9. Tiara Rosalia (Mutiara/Jabar)
10. Jenna Gozali (Djarum/Jateng)

Ganda campuran :
1. Fran Kurniawan Teng (Djarum/Jateng)
2. Pia Zebadiah Bernadet (Jaya Raya/DKI)
3. Tontowi Ahmad (Djarum/Jateng)
4. Lilyana Natsir (Tangkas Alfamart/DKI)
5. Muhammad Rijal (Djarum/Jateng)
6. Debby Susanto (Djarum/Jateng)
7. Mochamad Rizky D (Jaya Raya/DKI)
8. Richi Puspita Dili (PRT/Jabar)
9. Shendy Puspa Irawati (Djarum/Jateng)
10. Riky Widianto (WIS/Jatim)
11. Weni Anggraeni (CBN/Kepri)
12. Irfan Fadhilah (CBN/Kepri)

Nama-nama atlit pelatnas yang dikembalikan PB PBSI kepada Pengprov PBSI
1. Adi Pratama (Jaya Raya/DKI)
2. Nandang Arif Saputro (Tangkas Alfamart/DKI)
3. Seto Danu Kusuma (Jaya Raya Suryanaga/Jatim)
4. Pandu Dewantoro (Djarum/Jateng)
5. Maria Kristin Yulianti (Djarum/Jateng)
6. Rizki Amelia Pradipta (Jaya Raya/DKI)
7. Tike Aireda Ningrum (Jaya Raya Suryanaga/Jatim)
8. Siti Anida Lestari Qoryatin (Ragunan/DKI)
9. Wifqi Windarto (Djarum/Jateng)
10. Fernando Kurniawan (Djarum/Jateng)
11. Hendra Setyo Nugroho (Jaya Raya Suryanaga/Jatim)
12. Andhika Anhar (SGSE/Jabar)
13. Nugroho Andi Saputro (Djarum/Jateng)
14. Rizki Yanu Kresnayandi (Djarum/Jateng)
15. Albert Saputra (Djarum/Jateng)
16. Keshya Nurvita Hanadia (PRT/Jabar)
17. Annisa Wahyuni (Djarum/Jateng)
18. Ayu Rahmasari (Mutiara/Jabar)
19. Ni Made Claudia Ayu Wijaya (Jaya Raya/DKI)
20. Ery Oktaviani Adriyana (Jaya Raya/DKI)
21. Dwi Agustiawan (Mutiara/Jabar)
22. Hendra Mulyono (Djarum/Jateng)
23. Variella Aprilisasi (JRS/Jatim)


Jumat, 07 Januari 2011

Cara memasang widget histats blog

cara memasang widget histarts blogYa pasang histat juga ni di web baruku ini...bagi yang belum pasang widget histats pada blog atau web kamu silahkan aja pasang juga! disamping memantau trafik blog kita juga akan menambah keindahan blog kamu pastinya.

  • Masuk ke alamat http://www.histats.com/ dan login dengan e-mail dan password yang kita daftarkan sebelumnya
  • Klik Add Website
  • Isi form- form yang tersedia
    site url : isi dengan url blog / website sobat.. dengan format www.namablog.blogspot.com [misalnya www.didikandweta.blogspot.com atau www.didikweta.com (website)]
    title : isi dengan judul blog
    description : deskripsi blog
    Page views start value: jumlah page views awal
    visitor start value: jumlah visitor awal
    time zone : aturlah format wakunya
    type : tipe blog / websote
    category: termasuk jenis apa/ kategori apa blog/ wesbsite sobat
    caphtcha isi kode capchta yang muncul
  • Klik Continoue
  • klik icon seperti gambar di bawah ini:
  • klik Counter code
  • klik Add new counter
  • Selanjutnya;
    1. pilih kategori style widget histats yang tersedia
    2. pilih dan klik salah satu style/ model widget histats yang teman- teman minati
    3. Pilih dan atur informasi yang tampil
    4. klik simpan
    klik gambar untuk melihat ukuran sebenarnya
  • klik id counter yang telah kita buat tadi maka otomatis di bawahnya akan muncul kode script pemasangannya [Copy kode-kodenya]
  • Login ke blogger - pada halaman dashboard klik Tata Letak
  • klik Add Gadget - HTML/Javascript
  • Paste kode tadi
  • Simpan dan lihat hasilnya
Selamat mencoba dan sampai jupa di postingan berikutnya.


Ramalan Jaya Baya




Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga.Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat Ramalan-ramalan tersebut

Dikutip dari Wikipedia dijelaskan "Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani."

Meskipun demikian, kenyataannya dua pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, sama sekali tidak menyebut dalam kitab-kitab mereka: Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya, bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis. Kakawin Bharatayuddha hanya menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut peperangan Bharatayuddha. Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.

Dari berbagai sumber dan keterangan yang ada mengenai Ramalan Jayabaya, maka pada umumnya para sarjana sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang kumpulkannya pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M. Jadi penulisan sumber ini sudah sejak jamannya Sultan Agung dari Mataram bertahta (1613-1645 M).

Kitab Jangka Jayabaya pertama dan dipandang asli, adalah dari buah karya Pangeran Wijil I dari Kadilangu (sebutannya Pangeran Kadilangu II) yang dikarangnya pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sang Pujangga ini memang seorang pangeran yang bebas. Mempunyai hak merdeka, yang artinya punya kekuasaan wilayah "Perdikan" yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak! Memang beliau keturunan Sunan Kalijaga, sehingga logis bila beliau dapat mengetahui sejarah leluhurnya dari dekat, terutama tentang riwayat masuknya Sang Brawijaya terakhir (ke-5) mengikuti agama baru, Islam, sebagai pertemuan segitiga antara Sunan Kalijaga, Brawijaya ke-V dan Penasehat Sang Baginda benama Sabda Palon dan Nayagenggong.

Disamping itu beliau menjabat sebagai Kepala Jawatan Pujangga Keraton Kartasura tatkala jamannya Sri Paku Buwana II (1727-1749). Hasil karya sang Pangeran ini berupa buku-buku misalnya, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Raja Kapa-kapa, Sejarah Empu, dll. Tatkala Sri Paku Buwana I naik tahta (1704-1719) yang penobatannya di Semarang, Gubernur Jenderalnya benama van Outhoorn yang memerintah pada tahun 1691-1704. Kemudian diganti G.G van Hoorn (1705-1706), Pangerannya Sang Pujangga yang pada waktu masih muda. Didatangkan pula di Semarang sebagai Penghulu yang memberi Restu untuk kejayaan Keraton pada tahun 1629 Jawa = 1705 M, yang disaksikan GG. Van Hoorn.

Ketika keraton Kartasura akan dipindahkan ke desa Sala, sang Pujangga diminta pandapatnya oleh Sri Paku Buwana II. Ia kemudian diserahi tugas dan kewajiban sebagai peneliti untuk menyelidiki keadaan tanah di desa Sala, yang terpilih untuk mendirikan keraton yang akan didirikan tahun 1669 Jawa (1744 M).

Sang Pujangga wafat pada hari Senin Pon, 7 Maulud Tahun Be Jam'iah 1672 Jawa 1747 M, yang pada jamannya Sri Paku Buwono 11 di Surakarta. Kedudukannya sebagai Pangeran Merdeka diganti oleh puteranya sendiri yakni Pangeran Soemekar, lalu berganti nama Pangeran Wijil II di Kadilangu (Pangeran Kadilangu III), sedangkan kedudukannya sebagai pujangga keraton Surakarta diganti oleh Ngabehi Yasadipura I, pada hari Kemis Legi,10 Maulud Tahun Be 1672 Jawa = 1747 M.
[sunting] Analisa

Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang sebenarnya untuk menyebut "Kitab Asrar" Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut. Selanjutnya para pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu.

Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir bergantinya negara sejak jaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah kerajaan Silam pertama di Jawa yang disebut sebagai ”Giri Kedatan". Giri Kedatan ini nampaknya Merupakan jaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih bersifat ”Hakikat” dan diteruskan juga sampai jaman Sunan Giri ke-3.

Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram; Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak, Raden Patah. Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi, yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H). Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai "Ratu Bobodo") ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar, yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup.

Setelah Kerajaan ini jatuh pula, lalu di ganti oleh penguasa baru yakni, Ratu Sundarowang ialah Mataram bertahta dengan gelar Prabu Hanyokro Kusumo (Sultan Agung) yang berkuasa di seluruh Jawa dan Madura. Di kelak kemudian hari (ditinjau, dari sudut alam pikiran Sri Sultan Agung dari Mataram ini) akan muncullah seorang raja bertahta di wilayah kerajaan Sundarowang ini ialah seorang raja Waliyullah yang bergelar Sang Prabu Herucakra yang berkuasa di seluruh Jawa-Madura, Patani dan Sriwijaya.

Wasiat Sultan Agung itu mengandung kalimat ramalan, bahwa kelak sesudah beliau turun dari tahta, kerajaan besar ini akan pulih kembali kewibawaannya, justru nanti dijaman jauh sesudah Sultan Agung wafat. Ini berarti raja-raja pengganti beliau dinilai (secara pandangan batin) sebagai raja-raja yang tidak bebas merdeka lagi. Bisa kita maklumi, karena pada tahun-tahun berikutnya praktis Mataram sudah menjadi negara boneka VOC yang menjadi musuh Sultan Agung (ingat perang Sultan Agung dengan VOC tahun 1628 & 1629 yang diluruk ke Jakarta/ Batavia oleh Sultan Agung).

Oleh Pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara yang lain, yakni dengan jalan mengambil pokok/permulaan cerita Raja Jayabaya dari Kediri. Nama mana diketahui dari Kakawin Bharatayudha, yang dikarang oleh Mpu Sedah pada tahun 1079 Saka = 1157 M atas titah Sri Jayabaya di Daha/ Kediri. Setelah mendapat pathokan/data baru, raja Jayabaya yang memang dikenal masyarakat sebagai pandai meramal, sang pujangga (Pangeran Wijil) lalu menulis kembali, dengan gubahan "JANGKA JAYABAYA" dengan ini yang dipadukan antara sumber Serat Bharatayudha dengan kitab Asrar serta gambaran pertumbuhan negara-negara dikarangnya sebelumnya dalam bentuk babad.

Lalu dari hasil, penelitiannya dicarikan Inti sarinya dan diorbitkan dalam bentuk karya-karya baru dengan harapan dapat menjadi sumber semangat perjuangan bagi generasi anak cucu di kemudian hari.

Cita-cita yang pujangga yang dilukiskan sebagai jaman keemasan itu, jelas bersumber semangat dari gambaran batin Sultan Agung. Jika kita teliti secara kronologi, sekarang ternyata menunjukan gambaran sebuah negara besar yang berdaulat penuh yang kini benama "REPUBLIK INDONESIA"!. Kedua sumber yang diperpadukan itu ternyata senantiasa mengilhami para pujangga yang hidup diabad-abad kemudian, terutama pujangga terkenal R.Ng., cucu buyut pujangga Yasadipura I pengganti Pangeran Wijil I.

Jangka Jayabaya dari Kitab Asrar ini sungguh diperhatikan benar-benar oleh para pujangga di Surakarta dalam abad 18/19 M dan sudah terang Merupakan sumber perpustakaan dan kebudayaan Jawa baru. Hal ini ternyata dengan munculnya karangan-karangan baru, Kitab Asrar/Musarar dan Jayabaya yang hanya bersifat ramalan belaka. Sehingga setelah itu tumbuh bermacam-macam versi teristimewa karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat bercampur jangka atau ramalan, akan tetapi dengan ujaran yang dihubungkan dengan lingkungan historisnya satu sama lain sehingga merupakan tambahan riwayat buat negeri ini.

Semua itu telah berasal dari satu sumber benih, yakni Kitab Asrar karya Sunan Giri ke-3 dan Jangka Jayabaya gubahan dari kitab Asrar tadi, plus serat Mahabarata karangan Mpu Sedah & Panuluh. Dengan demikian, Jangka Jayabaya ini ditulis kembali dengan gubahan oleh Pangeran Wijil I pada tahun 1675 Jawa (1749 M) bersama dengan gubahannya yang berbentuk puisi, yakni Kitab Musarar. Dengan begitu menjadi jelaslah apa yang kita baca sekarang ini.
[sunting] Kitab Musasar Jayabaya

Asmarandana

1. Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani.
2. Beliau sakti sebab titisan Batara wisnu. Waktu itu Sang Prabu menjadi raja agung, pasukannya raja-raja.
3. Terkisahkan bahwa Sang Prabu punya putra lelaki yang tampan. Sesudah dewasa dijadikan raja di Pagedongan. Sangat raharja negara-nya.
4. Hal tersebut menggembirakan Sang Prabu. Waktu itu tersebutkan Sang Prabu akan mendapat tamu, seorang raja pandita dari Rum bernama, Sultan Maolana.
5. Lengkapnya bernama Ngali Samsujen. Kedatangannya disambut sebaik-baiknya. Sebab tamu tersebut seorang raja pandita lain bangsa pantas dihormati.
6. Setelah duduk Sultan Ngali Samsujen berkata: “Sang Prabu Jayabaya, perkenankan saya memberi petuah padamu menge.nai Kitab Musarar.
7. Yang menyebutkan tinggal tiga kali lagi kemudian kerajaanmu akan diganti oleh orang lain”. Sang Prabu mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Karena beliau telah mengerti kehendak Dewata.
8. Sang Prabu segera menjadi murid sang Raja Pandita. Segala isi Kitab Musarar sudah diketahui semua. Beliaupun ingat tinggal menitis 3 kali.
9. Kelak akan diletakkan dalam teken Sang Pandita yang ditinggal di Kakbah yang membawa Imam Supingi untuk menaikkan kutbah,
10. Senjata ecis itu yang bernama Udharati. Dikelak kemudian hari ada Maolana masih cucu Rasul yang mengembara sampai ke P. Jawa membawa ecis tersebut. Kelak menjadi punden Tanah Jawa.
11. Raja Pandita pamit dan musnah dari tempat duduk. Kemudian terkisahkan setelah satu bulan Sang Prabu memanggil putranya.
12. Setelah sang putra datang lalu diajak ke gunung Padang. Ayah dan putra itu setelah datang lalu naik ke gunung.
13. Di sana ada Ajar bernama Ajar Subrata. Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu..
14. Karenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja karena Sang Prabu menerima sasmita gaib.
15. Bila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung sudah lama. Bertemu dengan ki Ajar di gunung Padang. Yang bertapa brata sehingga apa yang dikehendaki terjadi.
16. Tergopoh-gopoh menghormati. Setelah duduk ki Ajar memanggil seorang endang yang membawa sesaji. Berwarna-warni isinya. Tujuh warna-warni dan lengkap delapan dengarn endangnya.
17. Jadah (ketan) setakir, bawang putih satu talam, kembang melati satu bungkus, darah sepitrah, kunir sarimpang, sebatang pohon kajar dan kembang mojar satu bungkus.
18. Kedelapan endang seorang. Kemudian ki Ajar menghaturkan sembah : “Inilah hidangan kami untuk sang Prabu”. Sang Prabu waspada kemudian menarik senjata kerisnya.
19. Ki Ajar ditikam mati. Demikian juga endangnya. Keris kemudian dimasukkan lagi. Cantrik-cantrik berlarian karena takut. Sedangkan raja putra kecewa melihat perbuatan ayahnya.
20. Sang putra akan bertanya merasa takut. Kemudian merekapun pulang. Datang di kedaton Sang Prabu berbicara dengan putranya.
21. Heh anakku. Kamu tahu ulah si Ajar yang saya bunuh. Sebab berdosa kepada guru saya Sultan Maolana Ngali Samsujen tatkala masih muda.


Sinom

1. Dia itu sudah diwejang (diberitahu) oleh guru mengenai kitab Musarar. Sama seperti saya. Namun dia menyalahi janji, musnah raja-raja di P. Jawa. Toh saya sudah diberitahu bahwa saya tinggal 3 kali lagi.
2. Bila sudah menitis tiga kali kemudian ada jaman lagi bukan perbuatan saya. Sudah dikatakan oleh Maolana Ngali tidak mungkin berobah lagi. Diberi lambang Jaman Catur semune segara asat.
3. Itulah Jenggala, Kediri, Singasari dan Ngurawan. Empat raja itu masih kekuasaan saya. Negaranya bahagia diatas bumi. Menghancurkan keburukan.
4. Setelah 100 tahun musnah keempat kerajaan tersebut. Kemudian ada jaman lagi yang bukan milik saya, sebab saya sudah terpisah dengan saudara-saudara ditempat yang rahasia.
5. Di dalam teken sang guru Maolana Ngali. Demikian harap diketahui oleh anak cucu bahwa akan ada jaman Anderpati yang bernama Kala-wisesa.
6. Lambangnya: Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Itu negara Pajajaran. Negara tersebut tanpa keadilan dan tata negara, Setelah seratus tahun kemudian musnah.
7. Sebab berperang dengan saudara. Hasil bumi diberi pajak emas. Sebab saya mendapat hidangan Kunir sarimpang dari ki Ajar. Kemudian berganti jaman di Majapahit dengan rajanya Prabu Brawijaya.
8. Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut Anderpati, lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis (uang). Ternyata waktu itu dari hidangan ki Ajar.
9. Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune curiga ketul. Kemudian berganti jaman lagi. Di Gelagahwangi dengan ibukota di Demak. Ada agama dengan pemimpinnya bergelar Diyati Kalawisaya.
10. Enam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta wali dan pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya diberi hidangan bunga Melati oleh ki Ajar.
11. Negara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah. Kemudian berganti jaman Kalajangga. Beribukota Pajang dengan hukum seperti di Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun kemudian musnah.
12. Negara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa terkena pajak pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan sebatang pohon kajar. Kemudian berganti jaman di Mataram. Kalasakti Prabu Anyakrakusuma.
13. Dicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani seluruh bangsa Jawa. Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta pandita, bersatu dalam diri Sang Prabu yang adil.
14. Raja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab waktu itu saya mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya diberi gelar: Sura Kalpa semune lintang sinipat.
15. Kemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin tanpa sreban. Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa sru kanaka putung. Seratus tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu. Kemudian ada nakhoda yang datang berdagang.
16. Berdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama kelamaan ikut perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau Jawa. Jaman sudah berganti meskipun masih keturunan Mataram. Negara bernama Nyakkrawati dan ibukota di Pajang.
17. Raja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai menjadi raja dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Kemudian berganti raja yang bergelar: semune kenya musoni. Tidak lama kemudian berganti.
18. Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi(Raja yang penuh inisiatif dalam segala hal, namun memiliki kelemahan suka wanita) kemudian berganti gajah meta semune tengu lelaki (Raja yang disegani/ditakuti, namun nista.) Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan.
19. Waktu itu pajaknya rakyat adalah Uang anggris dan uwang. Sebab saya diberi hidangan darah sepitrah. Kemudian negara geger. Tanah tidak berkasiat, pemerintah rusak. Rakyat celaka. Bermacam-macam bencana yang tidak dapat ditolak.
20. Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian berganti jaman Kutila. Rajanya Kara Murka(Raja-raja yang saling balas dendam.). Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram(Dua kekuatan pimpinan yang saling jegal ingin menjatuhkan).
21. Nakhoda(Orang asing)ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana (Orang arif dan bijak) tidak ada. Rakyat sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan lambang Rara ngangsu , randa loro nututi pijer tetukar(( Ratu yang selalu diikuti/diintai dua saudara wanita tua untuk menggantikannya).
22. Tidak berkesempatan menghias diri(Raja yang tidak sempat mengatur negara sebab adanya masalah-masalah yang merepotkan ), sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut.
23. Pajak rakyat banyak sekali macamnya. Semakin naik. Panen tidak membuat kenyang. Hasilnya berkurang. orang jahat makin menjadi-jadi Orang besar hatinya jail. Makin hari makin bertambah kesengsaraan negara.
24. Hukum dan pengadilan negara tidak berguna. Perintah berganti-ganti. Keadilan tidak ada. Yang benar dianggap salah. Yang jahat dianggap benar. Setan menyamar sebagai wahyu. Banyak orang melupakan Tuhan dan orang tua.
25. Wanita hilang kehormatannya. Sebab saya diberi hidangan Endang seorang oleh ki Ajar. Mulai perang tidak berakhir. Kemudian ada tanda negara pecah.
26. Banyak hal-hal yang luar biasa. Hujan salah waktu. Banyak gempa dan gerhana. Nyawa tidak berharga. Tanah Jawa berantakan. Kemudian raja Kara Murka Kutila musnah.
27. Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang(Raja berhati putih namun masih tersembunyi). Lahir di bumi Mekah(Orang Islam yang sangat bertauhid). Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan.
28. Raja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa(Orang Islam yang sangat menghormati leluhurnya dan menyatu dengan ajaran tradisi Jawa (kawruh Jawa)). Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia.
29. Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali.

== Isi Ramalan ==

1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
7. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
8. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
9. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
12. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
13. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
14. Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
15. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
16. Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
17. Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
19. Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
20. Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
21. Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
22. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
23. Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
24. Nantang bapa--- Menantang ayah.
25. Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
26. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
27. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
28. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
29. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
31. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
32. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
34. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
35. Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
36. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
38. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
39. Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
40. Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
41. Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
42. Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
43. Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
44. Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
45. Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang perwira/kejantanan
46. Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
48. Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
49. Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
50. Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang tukar istri/suami.
51. Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
52. Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
53. Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
54. Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
55. Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
56. Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
57. Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
58. Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
59. Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
60. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
61. Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
62. Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
63. Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
65. Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
66. Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
67. Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
68. Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
70. Akeh laknat--- Banyak kutukan
71. Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
72. Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
73. Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
74. Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
75. Guru disatru---Guru dimusuhi.
76. Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
77. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
78. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
79. Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
80. Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
82. Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
83. Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
85. Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
86. Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
87. Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
88. Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
89. Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
90. Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
91. Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
92. Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
93. Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
94. Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
95. Akeh barang haram---Banyak barang haram.
96. Akeh anak haram---Banyak anak haram.
97. Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
99. Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
100. Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
101. Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
102. Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
103. Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
104. Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
105. Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
106. Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
107. Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
108. Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
109. Sing wedi mati---Yang takut mati.
110. Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
111. Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
112. Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
113. Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
114. Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
115. Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
116. Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
117. Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
118. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
119. Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
120. Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
121. Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
122. Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
123. Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
124. Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
125. Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
126. Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
127. Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
128. Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
129. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan.
130. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
131. Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
132. Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
133. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
134. Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
135. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
136. Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
137. Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
138. Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
139. Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.
140. Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
141. Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
142. Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
143. Akeh bandha musna ora karuan lungane---Banyak harta hilang entah ke mana
144. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
145. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
146. Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
147. Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
148. Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
149. Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
150. Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
151. Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
152. Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
153. Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
154. Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
155. Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
156. Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
157. Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
158. Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
159. Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
160. Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
161. Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
162. Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
163. Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
164. Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
165. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
166. Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
167. Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
168. Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
169. Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.
170. Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
171. Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
172. Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
173. Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
174. Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
175. Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
176. Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
177. Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
178. Agama ditantang---Agama ditantang.
179. Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
180. Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
181. Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
182. Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
183. Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
184. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
185. Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
186. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
187. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
188. Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
189. Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
190. Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.
191. Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
192. Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
193. Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
194. Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
195. Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
196. Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
197. Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
198. Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
199. Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
200. Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
201. Buruh mangluh---Buruh menangis.
202. Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
203. Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
204. Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
205. Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
206. Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
207. Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
208. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
209. Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
210. Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
211. Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
212. Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
213. Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
214. Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
215. Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
216. Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.


Suasana Bumi Ini Di Tahun 3000 Nanti

Kira2 gimana ya bumi ini nanti kalo sekarang saja sudah seperti ini??? mungkinkah akan seperti cerita ini? Semoga saja tidak......

Tahun 3000 kondisi bumi sudah semakin berantakan, alam yang natural sudah tidak ada lagi, pepohonan nan hijau berubah menjadi gedung-gedung tinggi pencakar langit yang berkilauan dengan lapisan kaca yang seperti berlian, sinar matahari sangat menyengat kulit, langit siang berwarna jingga agak gelap karena atmosfir bumi sudah rusak diakibatkan efek kaca, serta bahan-bahan kimia yang digunakan oleh penduduk disana. Malam seperti siang, karena lampu-lampu ada dimana-mana, tetapi tidak ada satupun manusia yang berkeliaran di saat malam, karena hawa begitu panas menyengat kulit.

Di tahun 3000 penduduk selalu menggunakan baju anti sinar ultraviolet serta menggunakan kacamata khusus anti silau jika keluar rumah pada siang hari, namun jarang sekali ada yang keluar rumah karena teknologi canggihlah yang telah mengubah cara hidup mereka, mereka hanya bekerja di rumah, dengan teknologi yang dapat menghubungkan mereka di lingkungan kerja secara virtual, mereka bekerja seolah-olah di dalam kantor bertemu dengan rekan kerja, atasan, kolaborasi, meeting maupun bertemu pelanggan ataupun pembeli, begitupun untuk kegiatan sekolah, bersosialisasi, gang klub, hang out, belanja, ataupun liburan, yang mereka lakukan adalah secara virtual, ya teknologi sosial virtualisasi pada tahun dua ribuan sangat ditentang karena akan merusak tatanan kehidupan atau interaksi sosial sesama manusia, tetapi di tahun 3000 ini, semuanya serba virtual, belanja tinggal pencet di layar sentuh, melakukan pembayaran secara elektronik, tidak ada lagi uang secara fisik seperti jaman dulu, uangpun sudah berbentuk virtual alias elektronis, barang yang sudah dibeli di virtual shop dalam hitungan detik sudah datang diantarkan oleh robot khusus kurir yang dapat terbang dengan sistem anti gravitasi.


Penyakit HIV/AIDS tidak ada lagi di tahun 3000, karena prostitusi semua dilakukan oleh robot humanoid atau menggunakan virtual girl room sebuah layanan online untuk berkencan dengan gadis-gadis cantik dan selalu perawan secara virtual dan hanya mengeluarkan ongkos yang tidak mahal seperti tahun dua ribuan kebawah. Robot humanoid yang tampil serupa dengan manusia, tidak dibuat mempunyai perasaan seperti manusia, karena di tentang oleh lembaga-lembaga sosial anti humanoid yang meminta agar robot humanoid tetaplah hanya sebuah robot.

Kendaraan yang digunakan merupakan teknologi anti gravitasi, berbentuk piring dengan teknologi sentripugal, dengan memutar bagian pesawat secara horisontal dengan kecepatan tinggi sehingga gaya gravitasi akan hilang dan dapat terangkat dengan ringan tanpa terpengaruh oleh gaya gravitasi bumi.

Perputaran yang terus-menerus dengan sistem shuttling dengan piring dempet, ditengah-tengah digunakan untuk penumpang ataupun supir, dan menggunakan sedikit tenaga jet untuk melakukan manuver, Kendaraan tersebut sebetulnya di tahun dua ribuan atau tahun dibawah itu sudah ada, tetapi masih merupakan proyek rahasia oleh negara maju (awalnya untuk proyek kendaraan tempur), untuk melakukan testing mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi, tetapi ada satu atau dua penduduk yang menjadi saksi mata, bahkan banyak saksi mata yang melihat kendaraan ini, sehingga di buat isu oleh pihak yang berkepentingan atas proyek kendaraan canggih tersebut dengan sebutan objek yang tidak dikenal alias UFO (Pesawat asing dengan awak alien dari planet lain). Tapi di tahun 3000 kendaraan ini merupakan kendaraan biasa yang digunakan untuk berpergian antar lintas propinsi, negara, ataupun benua secara nyata.

Agama sudah tidak menjadi pegangan hidup, semua berkiblat ke teknologi, server-server berkecepatan tinggi telah menjadi tuhan-tuhan mereka, teknologi lah yang mengendalikan mereka sehingga mereka menjadi malas, hanya segilintir orang yang memegang teguh nilai-nilai agama, dan menghindari dari racun teknologi canggih tersebut, mereka hidup berkelompok dan memisahkan diri dari penduduk yang telah teracuni teknologi canggih tersebut, dengan membuat perkampungan khusus yang selalu di awasi oleh pemerintah karena takut membuat kekacauan.

Penyakit secara fisik hampir tidak ada, karena bagian organ-organ tubuh manusia telah dibuat menggunakan sistem biotech, seperti jantung, paru-paru, ginjal, maupun otak buatan dapat ditransplantasikan secara mudah seperti mengganti batterai pada mainan elektronik saja, dan agama merupakan obat terapi fisik yang sangat mujarab akibat racun yang disebabkan teknologi canggih ini.

Kejahatan terjadi secara virtual, gang-gang atau mafia hacker selalu mengincar kenyamanan penduduk saat melakukan aktifitas virtual, yang mereka lakukan adalah mengintip data-data, mencari celah yang dapat disisipi, jika ketemu kemudian mereka menyisipkan dengan data-data yang mereka buat, dan blam mereka dapat bergabung secara virtual dan melakukan aksi-aksi kejahatan seperti aksi kejahatan nyata, seperti mencopet, menodong, melakukan perampokan,dan aksi-aksi kejahatan lainnya.

Peperangan tidak lagi terjadi secara fisik, tetapi secara virtual, saling serang-menyerang ke server masing-masing negara sudah menjadi hal biasa di tahun 3000, peperangan tidak lagi melibatkan negara, tetapi perang di tahun 3000 adalah peperangan antar mafia hacker di seluruh dunia, akibat peperangan ini, server-server yang diserang bertubi-tubi dapat meledak secara fisik, dan hal ini tidak membuat negara menjadi bangkrut, karena harga server-server canggih saat itu sangat murah.

Kepolisian antar negara mempunyai tim khusus yang dinamakan tim cyberHack, saling bekerja sama untuk menumpas mafia-mafia hacker yang selalu meresahkan penduduk disana.

Tahun 3000, tidak ada lagi yang namanya negara miskin, semuanya rata, dengan tingkat ekonomi diatas rata-rata, tapi banyak penduduk yang menjadi **** akibat penyakit kejiwaan yang telah disebabkan oleh teknologi canggih tersebut. Sehingga rumah sakit kejiwaan selalu dipenuhi oleh orang-orang yang sakit jiwa.

Agama pada saat itu menjadi pelopor konseling untuk penduduk yang telah terkena depresi kejiwaan dan mengembalikan kondisi jiwa penduduk yang rusak agar menjadi stabil. Agama menjadi seperti barang antik yang sangat di buru dan berani dibayar mahal oleh penduduk di tahun 3000 tersebut.

Adapun teknologi canggih yang telah menjadi racun dan telah menjadi tuhan penduduk di tahun 3000 adalah INTERNET.


Asal Mula Bahasa


ASAL-USUL BAHASA

ANALOGIS
Suatu gejala semula jadi dan mempunyai logik yang tersendiri
Setiap kata dasar dapat diperincikan asal-usul dan makna

ANOMALIS
Bahasa tidak regular dan
Tiada hubungan antara kata dengan alam semula jadi

MONOGENETIK
Beranggapan bahawa bahasa berasal daripada satu sumber, dan kemudian berpecah kepada beberapa bahasa lain di dunia. Sumber bahasa yang utama itu dianggap pemberian kudus daripada Tuhan

POLIGENETIK
Beranggapan bahawa sumber kejadian bahasa bukanlah satu tetapi pelbagai. Dengan kata lain, bahasa diwujudkan oleh pelbagai faktor yang dipengaruhi pula oleh pelbagai konteks

PENDEKATAN TRADISIONAL
Fasa kedewaan dan kepercayaan
Fasa organis: teori bow-wow, teori pooh-pooh, teori ding-dong, teori yo-he-ho, teori gerak geri, teori muzikal, dan teori kontak

PENDEKATAN MODEN
Faktor fizikal dan psikologikal dalam perkembangan bahasa

PENDEKATAN TRADISIONAL: FASA KEDEWAAN
Pada abad ke-17, seorang ahli filologi Swedia mengatakan bahawa Tuhan menggunakan bahasa Swedia. Nabi Adam menggunakan bahasa Denmark, dan naga menggunakan bahasa Perancis.
Bahasa di syurga ialah bahasa Belanda.
Pada abad ke-17, Raja Mesir membuat eksperimen tentang asal-usul bahasa. Bahasa pertama di dunia ialah bahasa Phrygia.
Versi Cina pula mengatakan bahawa Tuhan mengajarkan bahasa manusia melalui seekor kura-kura.
Amaterasu, Tuhan orang Jepun mengajarkan bahasa Jepun.
Nabu, Tuhan orang Babilonia mengajarkan bahasa kepada keturunan mereka.
Brahmana mengajarkan tulisan Hindu.

FASA ORGANIS: TEORI BOW-WOW
Bahasa lahir hasil daripada peniruan bunyi alam semula jadi seperti salakan anjing atau ciakan burung. Oleh itu, teori ini dikenali juga dengan nama teori Onomatopia.
Banyak kata yang ditiru langsung daripada bunyi alam, iaitu simbolisme bunyi. Contoh: kokok, ketak, dentum, wakwak, pitpit, citcak, dentam, quack, cuckoo, peeuit, splash, sneeze, grunt, bump…
Orang primitif meniru bunyi satwa peliharaan, satwa buruan atau bunyi alam yang didengarnya.
Kata pertama ialah tiruan terhadap hujan, angin, sungai, ombak dan sebagainya.

FASA ORGANIS: TEORI POOH-POOH
Nama pooh-pooh diberi oleh penentang teori Evolusi Darwin.
Bahasa berasal daripada bentuk primitif, iaitu daripada ekspresi emosi sahaja.
Bahasa wujud hasil daripada luahan atau jeritan emosi semula jadi kerana sakit atau seronok.
Udara yang keluar daripada hidung dan mulut akan mengeluarkan bunyi pooh atau pish.
Teori ini tidak menerangkan sifat artikulasi bahasa, dan tidak mengaitkan bunyi bahasa itu dengan lambang.
Seruan merupakan bentuk linguistik yang terawal, iaitu yang berupa panggilan, laungan, ajakan dan anjuran.

FASA ORGANIS: TEORI DING-DONG
Wujud hubungan yang harmoni antara bunyi dengan makna, iaitu bahasa lahir secara alamiah.
Makna terbahagi dua, iaitu makna sosial dan makna linguistik. Makna linguistik pula terbahagi dua, iaitu makna leksikal dan makna struktural.
Manusia memiliki kemampuan yang istimewa untuk mengeluarkan ekspresi ujaran, dan setiap rangsangan luaran yang diterima akan diberi ekspresi pertuturan.
Ketika ujaran, wujud tiga suasana, iaitu rangsangan penutur, ujaran (tindak balas penutur dan rangsangan pendengar), dan tindak balas pendengar.
Teori ini tidak menerangkan apa-apa tentang asal-usul bahasa.

FASA ORGANIS: TEORI YO-HE-HO
Bahasa tercipta daripada bunyi yang dihasilkan oleh sekumpulan manusia ketika bekerjasama melakukan sesuatu.
Bunyi wujud dengan tidak disengajakan akibat penggunaan tenaga dan hembusan udara, seperti mengangkat rumah, pokok, batu…
Ucapan tertentu wujud kerana gerakan otot, dan pita suara bergetar lalu terciptalah ucapan khusus. Bunyi itu berkembang, dan akhirnya menjadi kata yang bermakna, seperti bunyi: house, left, angkat…
Konsep bunyi yang dikemukakan dalam teori ini dapat menerangkan kejadian vokal dan konsonan dalam ujaran
Bahasa pertama lahir akibat daripada kegiatan sosial, dan tujuan utamanya untuk berkomunikasi antara manusia dalam konteks budaya tertentu.

FASA ORGANIS: TEORI GERAK GERIK
Kewujudan bahasa berasaskan gerak geri satwa, dan masyarakat primitif. Inimenunjukkan bahawa gerak mendahului pertuturan dalam semua aktiviti kehidupan.
Pergerakan yang berbeda akan menghasilkan bunyi yang berbeda. Bunyi ini akhirnya akan menggantikan pergerakan untuk digunakan secara meluas.
Teori ini mengatakan bahawa masyarakat yang semakin maju memerlukan isyarat yang lebih tepat untuk menyatakan sesuatu. Ini bermakna isyarat mendahului ujaran.
Dalam beberapa hal, isyarat tidak dapat digunakan, seperti di tempat gelap atau sedang membawa sesuatu. Oleh itu, mereka memerlukan isyarat lisan, yang akhirnya berkembang menjadi bahasa.

FASA ORGANIS: TEORI MUZIKAL
Bahasa berasal daripada nyanyian atau bahasa berirama.
Sejarah perkembangan bahasa mempunyai haluan yang sama sejak adanya manusia dan bahasa pada zaman dini.
Bahasa primitif terdiri daripada perkataan atau ungkapan yang panjang, dan menyakitkan rahang apabila membunyikannya.
Bahasa mempunyai jeda muzik/irama yang luas, sejenis nyanyian tanpa kata, untuk tujuan ekspresi semata-mata, bukannya tujuan komunikasi. Ekspresi yang paling kuat ialah ekspresi CINTA (suka sekali, sayang benar, perasaan atau berperasaan)

FASA ORGANIS: TEORI KONTAK
Bahasa wujud daripada keinginan semula jadi manusia untuk berhubung sesama mereka dalam kehidupan sehari-hari. Oleh itu, bahasa dini ialah bahawa imperatif, iaitu terdiri daripada perintah, suruhan, arahan, larangan…
Peringkat kelahiran bahasa:
Bunyi kontak (ekspresi bukan komunikasi)
Jeritan (bersifat komunikatif untuk tujuan
persekitaran bukannya individu, dan tujuan mengawal bahaya)
Panggilan (memenuhi keperluan individu)
Perkataan (fungsi simbolik dan kiasan)

PENDEKATAN MODERN
Mekanisme artikulasi manusia memungkinkan terhasilnya ujaran yang lengkap. Namun, faktor psikologi juga turut membantu perkembangan bahasa yang baik dan berkesan.
Kesan psikologi terhadap benda, perkara atau peristiwa dinyatakan dalam bentuk ujaran. Oleh itu, ujaran ialah hasil kemampuan manusia untuk mengenal pasti gejala sebagai lambang dan keinginan untuk mengungkapkan lambang itu dalam pelbagai konteks.
Ahli Antropologi menyimpulkan bahawa manusia dan bahasa berkembang bersama. Apabila manusia mempunyai kemampuan, menemukan ketrampilan dan mempergunakan alat, maka mulailah mereka berbicara.

PENDEKATAN MODEN
Ada yang mengatakan bahawa perkembangan bahasa sama seperti bayi yang berkembang menjadi dewasa. Ucapan bayi akan berkembang menuju kemantapan dan ketuntasan.
Perkembangan bahasa selari dengan perkembangan budaya dan peradaban. Ini demikian kerana manusia dianugerahi konsep kebahasaan dan kemampuan berbahasa, dan dengannya manusia berupaya mengkonsepkan alam sekitar melalui ujaran yang merupakan penampilan kebahasaannya.

Add comment Februari 4, 2008
Morfologi Indonesia, Asal-usul

Nama Indonesia berasal dari “Indo” dan “Nesie”(dari bahasa Yunani : Nesos) berarti Kepulauan Hindia. Adapun kata “Nesos” itu hampir berdekatan dengan kata “Nusa” dalam Bahasa Indonesia, yang berarti pulau. Orang pertama yang menggunakan nama Indonesia ialah James Richardson Logan (1869) dalam kumpulan karangannya berjudul “The Indian Archipelago and Eastern Asia” terbit dalam Journal of the Asiatic Society of Bengal (1847-1859). Pertama kali dipakai nama Indonesia pada tahun 1850 (Darwis Suryantoro).

Begitu pula Sir William Edward Maxwell (1897) seorang ahli hukum berkebangsaan Inggris yang menjabat sebagai sekretaris jenderal straits settlements yang kemuduian menjadi gubernur Pantai Mas pernah memakai nama ini di dalam kata pembukaan buku “Penuntun Bahasa-bahasa Melayu” hasil karyanya sendiri. Dalam buku ini ia menulis “The Island of Indonesia.”

Nama Indonesia dipopulerkan oleh Profesor Adolf Bastian (1826-1905) seorang ahli ethnology dan anthropology bangsa Jerman yang pernah menjadi guru besar pada universitas di Berlin dalam ilmu bahasa. Bastian ini pernah menulis sebuah kitab bernama “Indonesian Odder Die Inseln des Malayaschen Archipelago”(1884-1889). Dalam bukunya ini ia menegaskan arti kepulauan ini. Sarjana ini berpendapat bahwa Kepulauan Indonesia meliputi suatu daerah yang sangat luas, di dalamnya termasuk Madagaskar di barat, sampai Pulau Formosa di timur dan dengan Nusantara sebagai pusatnya, adalah merupakan suatu totalitas. Dengan demikian maka sudah sejak tahun 1850 dan 1884 nama Indonesia telah dikenal dalam ilmu pengetahuan Indonesia, terdiri dari kurang-lebih 10.000 pulau, 3.000 pulau diantaranya berpenduduk dan didiami manusia. Luasnya meliputi 1.491.564 km ².

Adapun dalam dunia politik nama Indonesia sudah mulai dipergunakan oleh para mahasiswa kita di Negeri Belanda pada tahun 1922 dengan mendirikan perkumpulan yang bernama Perhimpunan Indonesia. Sesudah itu pada tahun 1927 Ir. Soekarno dan kawan-kawan mendirikan suatu partai politik dengan nama Persyarikatan Nasional Indonesia yang kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia.

Tahun 1912 sebetulnya secara tidak langsung ini sudah dipergunakan, yaitu sewaktu dr. Tjipto Mangunkusumo, dr. E.F.E. Dauwes Dekker dan Suwardi Surjaningrat mendirikan parpol bernama Indische Partij. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa baru sejak lahirnya pergerakan nasional, nama Indonesia ini dipergunakan untuk mengganti sebutan Nederlandsch-Indie.

Segala usaha pada zaman sebelum pecahnya perang dunia II, untuk mengganti dalam perundang-undangan sebutan Nederlandsch-Indie dengan Indonesia; dan Inboorling, Inlander, Inheemsche dengan Indonesia tetap mengalami kegagalan, dimana pihak koloni Belanda selalu mendasarkan keberatan-keberatannya atas dasar pertimbangan “Juridis.” Nama Indonesiers hanya boleh dipakai secara resmi dalam surat-menyurat saja (surat edaran 10 Oktober 1940). Sesudah UUD Belanda mengalami perubahan yang berlaku sejak 20 September 1948, barulah dalam UU sebutan Nederlandsch-Indie diganti menjadi Indonesia.

Sedangkan Asal Usul Nama Indonesia menurut IRFAN ANSHORY pada zaman purba, kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. “Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi (Sumatra, Sulawesi, Sunda, semuanya Jawa)” kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah.

Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah “Hindia”. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan tanah air kita memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).

Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini kurang populer. Bagi orang Bandung, Insulinde mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:… the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:… the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Note: dari berbagai sumber

Add comment Februari 3, 2008

Menangis…
Menangis…
entah kenapa tiba2 hal itu terjadi

Insting manusia ketika dia kalutkah?
Atau hardikan Tuhan pada makhluknya?
Atau Semacam firasat yang tiba-tiba muncul atas kejadian yang akan tiba?

Misteri kehidupan yang unik. Awalnya ngga mungkin aku bisa mengambil keputusan untuk tidak pergi. Ada gengsi dan ada rasa malu. Tapi harus aku tolak, menekan sedikit perasaan yang selalu beranggapan benar. Mengakui diri dan berterus terang adalah sebuah cara untuk menjadikan masalah itu tidak akan berlarut-larut.

Ah, andai bisa…
kenapa tidak toh semua pernah mengalami perasaan itu.
menangis adalah manusiawi. Bahkan Tuhan sendiri menurunkan manusia ke bumi dengan bekal menangis.

Semua harus dilalui. Menjadi perasa adalah hal yang biasa dan sekarang tinggal mencari pembenaran, bikin alasan untuk tidak dianggap terlalu cengeng. Meski sadar bahwa setiap masalah akan menjadikan orang akan tampak cengeng. Hanya cara saja yang membedakan, dan nurani akan diuji di sana.

Semua orang punya peran yang berbeda. Menjadi peminta bukan berarti menjadi pengemis yang tampak hina di mata semua. Sebuah pengalaman religuositas dalam sudut lain. Tuhan menyuruhku “sabar” untuk segera bergerak dan berpindah. Ataukah tangisan itu sebagai penanda bahwa aku memang diciptakan untuk menjadi orang yang kalah.


Menu

hit counter
free web hit counter
Disini letakkan kode untuk tab 3 anda
Disini letakkan kode untuk tab 4 anda
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More